Pada tanggal 29 dan 30 April 2019, salah satu dosen Prodi Teknologi Pangan berkesempatan untuk mengikuti workshop/pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kimia-LIPI, Serpong. Salah satu materi yang diberikan adalah pemaparan mengenai penggunaan instrumen kromatografi untuk menganalisis senyawa di dalam suatu bahan. Metode kromatografi yang dikenalkan adalah kromatografi lapis tipis kinerja tinggi (KLTKT) atau lebih dikenal dengan sebutan high performance thin layer chromatography (HPTLC) dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau lebih dikenal dengan istilah high performance liquid chromatography (HPLC).
Kedua instrumen tersebut seringkali digunakan pada industri farmasi sebagai metode analisis sampel. Namun, kedua instrumen juga dapat digunakan dalam bidang lain, salah satunya adalah bidang pangan. Pada TLCHP, sampel yang diteteskan di bagian ujung kertas kromatografi (fase diam) akan lambat laun bergerak dan terpecah komponennya seiring dengan pergerakan cairan pada dasar kertas (fase gerak). Prinsip HPLC pun demikian. HPLC adalah instrumen yang menggunakan prinsip kromatografi (pemisahan) dengan fase gerak cair yang dialirkan melalui kolom (merupakan fase diam) menuju ke detektor dengan bantuan pompa, dan sampel dimasukkan ke dalam aliran fase gerak dengan cara penyuntikan. Pada HPLC, kita dapat mengetahui kadar atau jumlah (konsentrasi) suatu senyawa di dalam sampel berdasarkan afinitas senyawa tersebut terhadap fase diam pada kolom yang digunakan.
Dalam bidang pangan, khususnya industri makanan dan minuman, metode kromatografi seperti HPLC dapat digunakan pada beragam analisis, seperti analisis keberadaan senyawa polisiklik, analisis kadar gula dan pengawet, atau mengukur kandungan kafein, vitamin C, atau senyawa antioksidan dalam suatu minuman. Pada saat pelatihan, peserta diajak untuk melakukan praktik analisis senyawa mangostin dari kulit buah manggis. Seperti diketahui, kulit buah manggis seringkali dijadikan sebagai minuman kesehatan. Efek kesehatan yang terkandung pada kulit buah manggis adalah karena adanya kandungan mangostin yang merupakan turunan xanton. Senyawa ini diketahui berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, antijamur, dan antialergi. Harapannya, dari kunjungan/pelatihan tersebut, Prodi Teknologi Pangan Universitas Al Azhar Indonesia dapat melakukan kerjasama dalam bidang penelitian dengan pusat-pusat penelitian seperti LIPI.